Geografi
Selat Lombok menandai batas
flora dan
fauna Asia. Mulai dari pulau Lombok ke arah timur, flora dan fauna lebih menunjukkan kemiripan dengan flora dan fauna yang dijumpai di
Australia daripada Asia. Ilmuwan yang pertama kali menyatakan hal ini adalah
Alfred Russel Wallace, seorang
Inggris di
abad ke-19. Untuk menghormatinya maka batas ini disebut
Garis Wallace.
Topografi pulau ini didominasi oleh
gunung berapi Rinjani yang ketinggiannya mencapai 3.726 meter di atas permukaan laut dan menjadikannya yang ketiga tertinggi di Indonesia. Gunung ini terakhir meletus pada bulan Juni-Juli
1994. Pada tahun
1997 kawasan gunung dan danau Segara Anak ditengahnya dinyatakan dilindungi oleh pemerintah. Daerah selatan pulau ini sebagian besar terdiri atas tanah subur yang dimanfaatkan untuk pertanian, komoditas yang biasanya ditanam di daerah ini antara lain
jagung,
padi,
kopi,
tembakau dan
kapas.
Peta bahasa di pulau Lombok
Sekitar 80%
penduduk pulau ini adalah
suku Sasak, sebuah suku bangsa yang masih dekat dengan suku
bangsa Bali, tetapi sebagian besar memeluk agama
Islam. Sisa penduduk adalah orang
Bali,
Jawa,
Tionghoa dan
Arab.
Disamping
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, penduduk pulau Lombok (terutama suku Sasak), menggunakan
bahasa Sasak sebagai bahasa utama dalam percakapan sehari-hari. Di seluruh Lombok sendiri bahasa Sasak dapat dijumpai dalam empat macam dialek yang berbeda yakni dialek Lombok utara , tengah, timur laut dan tenggara. Selain itu dengan banyaknya penduduk suku
Bali yang berdiam di Lombok (sebagian besar berasal dari eks
Kerajaan Karangasem), di beberapa tempat terutama di
Lombok Barat dan
Kotamadya Mataram dapat dijumpai perkampungan yang menggunakan
bahasa Bali sebagai bahasa percakapan sehari-hari.
Sebagian besar penduduk pulau Lombok terutama
suku Sasak menganut
agama Islam. Agama kedua terbesar yang dianut di pulau ini adalah agama
Hindu, yang dipeluk oleh para penduduk keturunan
Bali yang berjumlah sekitar 15% dari seluruh populasi di sana. Penganut
Kristen,
Buddha dan agama lainnya juga dapat dijumpai, dan terutama dipeluk oleh para pendatang dari berbagai suku dan etnis yang bermukim di pulau ini. Organisasi keagamaan terbesar di Lombok adalah Nahdlatul Wathan (NW), organisasi ini juga banyak mendirikan lembaga pendidikan Islam dengan berbagai level dari tingkat terendah hingga perguruan tinggi.
Di Kabupaten Lombok Utara, tepatnya di daerah
Bayan, terutama di kalangan mereka yang berusia lanjut, masih dapat dijumpai para penganut aliran
Islam Wetu Telu (waktu tiga). Tidak seperti umumnya penganut ajaran Islam yang melakukan
salat lima kali dalam sehari, para penganut ajaran ini mempraktikan
salat wajib hanya pada tiga waktu saja. Konon hal ini terjadi karena penyebar Islam saat itu mengajarkan Islam secara bertahap dan karena suatu hal tidak sempat menyempurnakan dakwahnya.
Di Cakranegara (dulu bernama kerajaan Cakranegara) Kota Mataram sekarang, dulunya ditemukan Naskah Lontar Kuno oleh Ekspedisi belanda (KNIL) kemudian diambil lalu dibawa ke Belanda, naskah lontar ini sebenarnya berada di Kerajaan Selaparang (sekarang sekitar daerah Pringgabaya, Lombok Timur), namun pada saat peperangan antara Bali dan Lombok, kerajaan Selaparang telah kalah karena diserang secara tiba-tiba, dan akhirnya semua harta benda milik kerajaan selaparang dirampas oleh pasukan Bali, sisa-sisa yang tidak terbawa kemudian dibakar. Termasuk mahkota emas Raja selaparang (Pemban Selaparang) dan naskah lontar Negara Kertagama yang sedang dipelajarai oleh para Putra dan Perwira kerajaan Selaparang. halaman ini ditambahkan oleh Lalu Zulkarnain, bekerja pada Sekretariat Daerah Kota Mataram.
Menurut isi
Babad Lombok, kerajaan tertua yang pernah berkuasa di pulau ini bernama
Kerajaan Laeq (dalam bahasa sasak
laeq berarti waktu lampau), namun sumber lain yakni
Babad Suwung, menyatakan bahwa kerajaan tertua yang ada di Lombok adalah
Kerajaan Suwung yang dibangun dan dipimpin oleh Raja Betara Indera. Kerajaan Suwung kemudian surut dan digantikan oleh
Kerajaan Lombok. Pada
abad ke-9 hingga
abad ke-11 berdiri
Kerajaan Sasak yang kemudian dikalahkan oleh salah satu kerajaan yang berasal dari Bali pada masa itu. Beberapa kerajaan lain yang pernah berdiri di pulau Lombok antara lain Pejanggik, Langko, Bayan, Sokong Samarkaton dan
Selaparang.
Kerajaan Selaparang sendiri muncul pada dua periode yakni pada
abad ke-13 dan
abad ke-16. Kerajaan Selaparang pertama adalah kerajaan Hindu dan kekuasaannya berakhir dengan kedatangan ekspedisi
Kerajaan Majapahit pada tahun
1357. Kerajaan Selaparang kedua adalah kerajaan Islam dan kekuasaannya berakhir pada tahun
1744 setelah ditaklukkan oleh gabungan pasukan
Kerajaan Karangasem dari
Bali dan
Arya Banjar Getas yang merupakan keluarga kerajaan yang berkhianat terhadap Selaparang karena permasalahan dengan raja Selaparang.
[2]. Pendudukan Bali ini memunculkan pengaruh kultur Bali yang kuat di sisi barat Lombok, seperti pada tarian serta peninggalan bangunan (misalnya Istana Cakranegara di
Ampenan). Baru pada tahun 1894 Lombok terbebas dari pengaruh Karangasem akibat campur tangan Batavia (Hindia Belanda) yang masuk karena pemberontakan orang Sasak mengundang mereka datang. Namun demikian, Lombok kemudian berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda secara langsung.
Masuknya
Jepang (1942) membuat otomatis Lombok berada di bawah kendali pemerintah pendudukan Jepang wilayah timur. Seusai
Perang Dunia II Lombok sempat berada di bawah
Negara Indonesia Timur, sebelum kemudian pada tahun 1950 bergabung dengan
Republik Indonesia.
Cidomo, alat transportasi tradisional di pulau lombok, sarana transportasi utama di daerah pedesaan
Lombok dalam banyak hal mirip dengan Bali, dan pada dasawarsa tahun
1990-an mulai dikenal wisatawan mancanegara. Namun dengan munculnya
krisis moneter yang melanda Indonesia pada akhir tahun
1997 dan krisis-krisis lain yang menyertainya, potensi pariwisata agak terlantarkan. Lalu pada awal tahun
2000 terjadi kerusuhan antar-etnis dan antar agama di seluruh Lombok sehingga terjadi pengungsian besar-besaran kaum minoritas. Mereka terutama mengungsi ke pulau
Bali. Namun selang beberapa lama kemudian situasi sudah menjadi kondusif dan mereka sudah kembali. Pada tahun
2007 sektor pariwisata adalah satu-satunya sektor di Lombok yang berkembang.
[sunting] Destinasi objek pariwisata